Friday, June 12, 2009

Membedah Alasan Penolakan dari Cewek

Hari Valentine mungkin menjadi hari yang spesial bagi banyak orang. Banyak sekali cerita dan kisah orang dalam merayakan hari kasih sayang ini. Ada yang memberikan cokelat atau hadiah kepada pasangan, sahabat, saudara, atau ada pula yang merayakannya dengan cara-cara unik lainnya. Bagi pasangan suami-istri, tentunya Hari Valentine bisa menjadi momen yang indah untuk bernostalgia dan mengungkapkan perasaan. Tidak dipungkiri juga, Hari Valentine merupakan salah satu hari yang ditunggu-tunggu oleh hampir semua anak muda di masa ini. Mereka yang sedang in relationship akan melewati hari ini dengan momen-momen yang romantis. Mungkin seperti pasangan mesra ala serial drama Korea, dunia milik mereka berdua, kalau orang lain cuma ngontrak aja kale. Yang sedang PDKT, mungkin akan memanfaatkan event ini untuk mengutarakan perasaan kepada seseorang yang disayanginya. Kalau yang jomblo, mungkin mereka akan melewati hari ini bersama sahabat, keluarga, atau malah berdiam di dalam kesendiriannya.

Entah darimana tradisi ini bermula, namun banyak sekali anak muda di dunia yang merayakannya. Di Indonesia, tradisi menembak seseorang yang disayangi pada hari ini sangat dominan bagi para pencari cinta. Dan biasanya hal ini dilakukan oleh para cowok. Meski momen dan timing-nya pas untuk mengutarakan perasaan, kenyataannya banyak sekali cowok yang mendapat penolakan dari pujaan hati mereka. Penolakan akan sangat menyakitkan bagi kaum cowok, apalagi bagi mereka yang belum mengembangkan ilmu muka tembok (upekkha maksudnya). Sedangkan bagi cewek yang ditembak, akan menjadi beban mental tersendiri saat ingin memberikan penolakan, namun takut menyakiti perasaan si cowok di hari yang penuh kasih sayang itu.

Berangkat dari banyaknya keluhan para cowok tentang penolakan di hari itu, maka saya menulis artikel ini untuk membedah semua kekeliruan dan ketidaktahuan yang menyebabkan jawaban berupa penolakan itu. Hehe… Anggap saja ini adalah kado valentine dari Tim Majalah Dhammacakka kepada Anda semua. Bagi para cewek, artikel ini mungkin bisa memberikan sedikit gambaran tentang pola pikir dan perasaan cowok. Bagi yang sudah malang-melintang di dunia romance, semoga artikel ini bisa menjadi bacaan yang menyegarkan suasana hati Anda. Kalau begitu saya akan mulai dengan sebuah cerita di mana seorang cowok yang mendekati seorang cewek…

Tino adalah seorang cowok yang berpenampilan cukup menarik. Dia cukup supel dan memiliki banyak teman di kampusnya. Pendek kata dia adalah seorang pemuda yang seharusnya tidak memiliki kendala dalam membangun interaksi romansa. Meski Tino memiliki banyak teman cewek, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang mengindikasikan lampu hijau atau menunjukkan potensi untuk diasah lebih dari sekedar teman.

Suatu siang Tino bertemu dengan seorang cewek asing yang datang ke kampusnya. Cewek ini adalah anak sekolahan yang sebentar lagi akan lulus dari bangku sekolahnya. Rupanya ia hendak melihat-lihat suasana kampus di sana, karena ia direkomendasikan oleh temannya untuk masuk di universitas ini. Tino rupanya kenal dengan temannya cewek ini. Setelah menjadi tour guide bagi cewek tadi, dia pun didatangi oleh Tino. Setelah berbincang-bincang sedikit, Tino pun mendapatkan beberapa info seputar cewek tadi, dan tentu saja nomor HP-nya juga diembat. Tidak perlu banyak waktu, Tino langsung melancarkan SMS perkenalan ke cewek itu pada malam harinya.

“Hai, loe Valent ya? Ini gw Tino, temennya si Heri. Salam kenal yah, he. Tadi siang gw liat loe di kampus, loe lagi nyari info seputar kampus yah?”

Berawal dari SMS itu, akhirnya pun mereka berkenalan. Dari obrolan-obrolan ringan di SMS, akhirnya mereka sampai bertelepon-ria. Dalam waktu yang singkat, Tino mengetahui kalau Valent juga masih jomblo. Setelah itu, Tino pun melancarkan strategi berikutnya, yaitu mengajaknya ngedate. Valent pun menerima ajakan itu, dan untuk pertama kalinya mereka bertemu sekaligus jalan-jalan berduaan. Kencan pertama ini berjalan cukup baik, setidaknya begitulah yang dipikirkan Tino. Di episode pertama ini, Tino sukses menggandeng tangan Valent, bercanda dengan cukup lepas, dan mentraktir Valent makan. Usai mengantar Valent pulang sampai di gerbang rumahnya, Tino pun berpamitan dan meluncur pergi dengan motornya. Yah, meski jam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB, mereka masih sempat ber-SMS lagi dan saling bercerita tentang first date mereka. Hmmm… Sepertinya semua berjalan mulus, setidaknya begitulah yang dipikirkan oleh Tino.

Valent dan Tino seringkali berinteraksi lewat SMS dan telepon. Hubungan mereka sepertinya berjalan balance. Baik Tino maupun Valent saling bergantian memulai interaksi dunia maya ini. Karena aktivitas mereka yang cukup padat, mereka hanya bisa bertemu setidaknya sekali dalam seminggu. Karena itulah, strategi PDKT Tino pun diprioritaskan pada sebuah alat bernama Handphone. Mulai dari SMS ringan penuh humor, Tino pun mulai menerapkan konsep berbeda dalam gaya bahasa dan topik pembicaraannya. Sesekali tiada angin tiada hujan, Tino mengirimkan SMS lucu dan kata-kata mutiara yang berbunyi “selamat pagi”, “selamat malam”, ataupun “I just wanna say : How are you?”. Valent pun memberikan respon yang sama. Karena itu Tino pun mulai melancarkan strategi baru.

Tino mulai mengirimkan SMS perhatian seperti “Hai, lagi ngapaen neh?”, “Valent, loe dah makan belum?”, ataupun “Hello, dah malem neh. Met tidur yah, sweet dream =)”. Lagi-lagi gayung bersambut. Valent pun membalas dan kadang berinisiatif mengirimkan SMS serupa ke Tino. Semakin dekat hubungan mereka, Tino pun sering kali menjadi tempat curhat bagi Valent. Mulai dari masalah sekolah sampai kenangan pacaran dulu, semua diceritakan oleh Valent. Tino yang berpikir Valent sudah tertarik padanya pun kembali menerapkan cara PDKT yang lebih canggih lagi. Kini tidak ditutupi lagi, Tino menunjukkan minatnya langsung pada Valent. Dengan memberikan pujian akan kecantikan Valent, puisi-puisi romantis, curahan perhatian dan kasih sayang yang tulus dan mendalam, ngedate plus traktiran ala Tino, kado dan kejutan hadiah yang diberikan secara random, semuanya itu dicekoki ke Valent dengan harapan akan menjadi magnet yang kuat bagi hati sang gadis pujaan. Meski respon yang diterima Tino cukup positif, kali ini sepertinya Valent mulai jual mahal. SMS kadang tidak dibalas, telepon kadang tidak diangkat, ajakan untuk ngedate kadang ditolak, dan Valent pun sampai mengutarakan kesungkanannya akan semua kebaikan Tino.

Semua proses PDKT ini sudah berlangsung kurang lebih selama 3 bulan. Valent dan Tino sudah dekat sekali. Banyak teman-teman mereka yang beranggapan mereka sudah pacaran. 2 hari lagi adalah tanggal 14 Februari, Hari Valentine. Tino pun berencana untuk menembak Valent pada hari itu. Semua skenario sudah disiapkannya. Ajakan untuk ngedate pada malam valentine pun diiyakan oleh Valent. Akhirnya mereka pun sampai di cafĂ© romantis dengan suasana candle light. Malam itu hangat sekali, suasana interaksi pun hidup. Karena dirasa ini adalah momen yang tepat, maka Tino pun mengutarakan perasaannya kepada Valent. Tino amat romantis. Dia mengkulum setangkai bunga mawar merah dan dengan perasaan yang tulus, dia mulai melepaskan kata demi kata yang manis dan mengungkapkan rasa sayangnya kepada Valent. Valent pun terhentak dan loading sejenak… Dengan senyum tulus yang bercampur rasa penyesalan, Valent pun menjawab dengan kalimat penolakan yang amat menyentuh hati Tino. Dunia serasa bukan milik berdua lagi, kali ini Tino merasa seperti diusir dari rumah kontrakannya. Dengan rasa sakit dan kecewa, Tino pun berusaha berhati besar dengan menerima keputusan Valent. Karena takut Tino menjadi il-feel, maka Valent pun mencoba membujuk dengan mengatakan harapannya agar mereka bisa tetap menjadi teman baik. Singkat cerita, malam itu benar-benar kusut. Tino pun mengantar Valent pulang, dan akhirnya meluncur pergi dengan motornya yang sudah dicuci bersih untuk malam penting ini. Namun hasilnya adalah penolakan.

OK, mari kita coba merenungkan cerita tadi. Apakah Anda pernah mengalami kisah atau beberapa kejadian yang seperti cerita tadi? Sekarang saya akan membongkar tentang apa yang sebenarnya terjadi di antara Valent dan Tino…

Yang menjadi alasan mengapa cewek tertarik pada seorang cowok, adalah karena cowok itu memiliki kepribadian yang menarik. Ya, kepribadian! Bukan struktur fisik yang unggul ataupun materi melimpah-ruah. Kedua hal tadi memang menjadi modal berharga untuk menarik cewek. Tetapi cewek akan mengambil keputusan untuk mau menghabiskan waktu bersama cowok dengan dasar penilaian akan kepribadian. Kita memiliki kepribadian menarik kalau kita tampil menarik di hidup ini. Bagaimana supaya tampil menarik? Tentu saja dengan memiliki aktivitas yang menarik, hobi yang menarik, sikap yang menarik, gaya bahasa yang menarik, dan alangkah lebih baik memiliki tampang dan isi dompet yang menarik. Kalau hidup Anda monoton dan berupa rutinitas, Anda tidak lagi terlihat menarik. Anda hanya menjadi cowok rata-rata. Cewek itu mencari cowok yang bisa memberi warna dalam hidupnya, bukan sebaliknya.

Kesalahan Tino yang pertama adalah dia kurang mampu membuat hidupnya menarik. Oleh karena itu, meski dia ramah, baik, dan cukup supel, namun tidak ada teman cewek yang tertarik secara romance padanya. Karena Tino kurang mampu membuat cewek ‘tertarik’ padanya, dia pun terkena ‘penyakit stagnan’ dalam interaksi lawan jenis. Terlihat jelas bahwa Tino kurang mampu memainkan struktur emosi cewek. Dan inilah poin pentingnya, mengapa teman ceweknya hanya menganggap Tino tidak lebih dari seorang teman yang baik.

Penyakit stagnan ini akan menggerogoti sampai pada konsep romansa yang dipersepsikannya. Bahkan kesempatan untuk berkenalan dengan Valent secara langsung saja dilewatkan, dan Tino memilih jalur aman, yaitu berkenalan lewat SMS. Beruntung SMS awal Tino cukup membuka pembicaraan, sehingga Valent pun meladeninya. Perlahan Valent pun merasakan bahwa Tino adalah seorang yang cukup supel. Setelah cukup berinteraksi lewat SMS dan telepon, Valent nampaknya ingin mengenal Tino lebih jauh. Makanya Valent menerima ajakan Tino untuk jalan ke luar. Tino yang perfeksionis dalam romansa, menginginkan episode pertamanya dilakoni oleh mereka berdua saja, bukannya mengajak Valent untuk hang out bersama teman-temannya. Namun sepertinya Valent cukup menikmati first date itu, bahkan dia meluapkannya lewat berinteraksi dengan Tino via SMS setelah pulang.

Tino pun merasa awal PDKT-nya mendapat respon yang baik. Dia pun mulai menerapkan pola PDKT dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas perhatian + kasih tulus + romantisme secara bertahap. Valent pun memberikan sinyal serupa seperti yang dilakukan Tino, karena Valent merasa Tino adalah cowok yang baik. Namun berbeda dengan cewek, pada umumnya cowok akan mengambil persepsi yang mirip seperti Tino. Tino mulai merasa Valent tertarik padanya, alias ke-GR-an. Tiga mestika cowok itu terus diberikan kepada Valent, sehingga Valent pun kelebihan dosis. Semakin parah penyakit stagnan ini, Tino pun mendapat penyakit baru berupa ‘kemelekatan’. Tino sangat melekat pada Valent. Dia khawatir akan kesehatan Valent, selalu memikirkan Valent setiap saat, selalu ada dan hadir bagi Valent, termasuk mendengarkan semua curhat dari Valent. Perlu diingat, cewek yang suka curhat ke cowok tentang privasi-privasinya tidaklah menjamin bahwa dia sudah tertarik. Tanya kenapa? Tanya saja alasannya dengan teman cewek Anda.

Karena kemelekatan (upadana), Tino pun takut kehilangan Valent. Sebagai cewek, Valent memiliki system detector yang super canggih. Valent pun menyadari kalau Tino sudah jatuh ke telapak kakinya. Dia tidak lagi melihat Tino sebagai pria misterius yang menarik. Saking melekatnya pada Valent, Tino sudah tidak bersikap natural lagi. Tino takut menolak permintaan Valent, Tino tidak lagi berani mengejek Valent, Tino tidak lagi menjadi cowok yang aktif di dunianya, bahkan mungkin ada cowok yang sampai tidak berani terlihat akrab dengan cewek lain. Valent tidak lagi melihat Tino sebagai cowok yang potensial. Di matanya sekarang, Tino tidaklah lebih dari seorang anak yang takut ditinggalkan ibunya. Valent yang pada awalnya cukup tertarik pada Tino pun perlahan feel-nya menurun. Dia mulai membatasi diri dan jual mahal. Namun Tino masih belum sadar. Tino malah kian gencar melakukan ‘serangannya.’

Kebanyakan cowok di luar sana ketika menghadapi situasi yang belum pasti seperti ini, maka jiwa ksatrianya akan menjulang tinggi. Ketika Valent memberikan intepretasi yang menggantung seperti ini, Tino terpancing untuk memastikan status di antara mereka. Oleh karena itu, Tino ingin menembak Valent pada Hari Valentine. Semua skenario sudah disiapkan secara matang. Sebagian cowok di luar sana sampai ‘berlatih’ untuk menembak cewek terlebih dahulu. Dengan segenap daya upayanya, Tino pun mengeluarkan jurus andalan para pria dalam mengutarakan perasaannya, yaitu romantisme. Sedalam apa pun ketulusan Anda, seindah apa pun rangkaian puisi Anda, atau segentle apa pun sikap Anda, tidaklah menjadi jaminan untuk diterimanya perasaan Anda. Hampir semua cewek menginginkan cowok yang perhatian, tulus, dan romantis. Namun kalau dia belum tertarik pada Anda, semuanya itu hanyalah sia-sia. Perhatian, kasih tulus dan romantisme adalah ekspresi yang mengendap dari lubuk hati lalu diimplementasikan dalam perbuatan pada interaksi bersama, bukannya alat untuk merayu cewek. Oleh karena itu, dengan sangat menyesal maka Valent pun mengucapkan kalimat penolakannya.

Bagaimana sekarang? Apa Anda sudah mendapat pencerahan dari pembedahan kasus tadi? Sebenarnya banyak sekali yang bisa dipelajari dari Buddhisme untuk bersikap dalam interaksi sosial kita. So guys, saya harap Anda mendapatkan info yang berguna. Kalau Anda tampil menarik, akan sangat mungkin Anda mendapatkan banyak cokelat dan hadiah pada Hari Valentine. For girls, sekiranya artikel ini bisa menambah persepsi Anda tentang cara berpikir dan perasaan cowok. Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat.


Courtesy : Majalah Dhammacakka Edisi Magha Puja, No. 53

Sumber

No comments:

Post a Comment