Setiap rumah tangga pasti mempunyai masalah, hanya saja jenis masalahnya yang berbeda-beda. Masalah yang paling dominan biasanya adalah perselingkuhan dan perekonomian. Dulu aku juga pernah mengalami kedua-duanya, malah beruntun lagi. Akibat kelamaan selingkuh, akhirnya krisis ekonomi melanda, tapi tidak mengapa karena kejadian itu menjadi pelajaran yang sangat berarti buatku.
Selingkuh hanya memberikan kenikmatan sesaat dan efeknya sangat negatif. Perselingkuhan baik itu ketahuan atau tidak maka pelakunya akan terus dihantui oleh perasaan bersalah terhadap pasangannya. Bicara soal perselingkuhan, saya jadi teringat ucapan salah seorang teman, dia pernah mengatakan bahwa “selingkuh itu nikmat tapi penghianat itu bangsat..”. Ihh, serem juga julukannya, tapi mungkin itulah julukan yang tepat untuk diberikan bagi para tukang selingkuh.
Menghindari selingkuh sangatlah berat untukku, apalagi kalau penyakit iseng sudah muncul maka sulit sekali untuk mengendalikan diri. Tapi beruntung sekali aku punya sahabat lesbian yang selalu menyentil telingaku saat aku mulai lupa diri, sahabatku selalu berkata “sudahlah nggak usah macam-macam, urusin saja bini dirumah” atau dia akan berkata “daripada ngeluarin uang buat selingkuh lebih baik uangnya dipakai untuk membelikan hadiah buat bini” yah, aku bersyukur sekali mempunyai sahabat yang peduli seperti dia.
Setiap masalah yang dihadapi dalm rumah tangga harus segera dicari jalan keluarnya dan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut supaya tidak menjadi bumerang dikemudian hari. Yakinlah bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, maka dari itu selesaikanlah masalah dengan membicarakannya baik-baik dengan pasangan. Berselisih paham dengan pasangan, tidak menyukai sikap pasangan adalah hal yang wajar karena yang namanya manusia pasti memiliki rasa ego.
Bila terjadi perselisihan pendapat dan perbedaan prinsip, kedua belah pihak pasti akan merasa paling benar karena masalah dipandang dari kaca mata masing-masing. Disinilah dibutuhkan itikad baik dari kedua belah pihak. Kalau mencari siapa yang mau mengalah pasti tidak akan ada yang mau, jadi yang terbaik untuk dilakukan adalah mencari jalan tengahnya.
Masing-masing harus introspeksi diri dan saling mengalah. Dalam hal ini tidak ada istilah kalah atau menang karena kalah atau menang hanya akan melukai perasaan masing-masing. Yang terpenting untuk dilakukan adalah saling memaafkan kesalahan dan memberikan kelapangan hati untuk menerima setiap kekurangan pasangan.
Membina hubungan bisa diibaratkan seperti menanam pohon. Semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang menerpanya, agar tidk roboh maka akarnya harus dibuat kokoh dengan memberinya pupuk yang terbaik.
(di publikasikan ulang dari Harian Lombok Post edisi Minggu 03 Mei 2009)
manteb salam kenal ya
ReplyDeleteLam kenal ja moga sukses selalu....
ReplyDelete